Selasa, 24 Desember 2013

[Travel to Ruteng] PART-2: Keliling Ruteng (1)

20 Desember 2013: Hari pertama di Ruteng yang super beku. Bangun di pagi hari sekitar pukul 06.00 WITA disambut dengan kopi panas yang langsung membeku. Kasur dan selimut yang menolak untuk berpisah. Tatapan yang masih samar-samar. Lantai rumah yang memberikan efek kejut (baca: dingin) luar biasa ketika dipijak. Belum lagi ketika jendela terbuka, udara-udara dingin berebut untuk masuk ke dalam kamar. Luar biasa dingin !

Bakpia yang saya bawa untuk oleh-oleh dan segelas kopi meminta dengan penuh harap untuk segera dimakan dan diminum. Dugaan saya mereka juga kedinginan. Sambil menemani bapak dan mama yang masih ada kegiatan; bapak ke kampus, mama ke sekolah. Kemudian setelah mereka berangkat, saya menatap berbagai hiasan natal yang sudah dipasang rapi (sampai tertidur lagi).

Pukul 08.30, telepon masuk. Ternyata, mama meminta untuk dibawakan flashdisk ke sekolahnya. Dengan dalih mengantarkan flashdisk, saya ditemani motor lawas saya, pergi berkeliling. 

Keluar dari rumah, sampai di SDK Ruteng 1, dengan mata yang masih mau terpejam. Setelah flashdisk diantarkan, hp saya melompat dari saku, lalu mengatakan, "Potret!". Oh iya, saya lupa! Potret memotret akhirnya mulai dilakukan dari situ. Menatap jalan dengan ramah, kemudian ceklik. Suasana di samping ini adalah jalan di depan SDK Ruteng 1. Di sebelah kanan itu ada Hotel Rima. SMA saya tidak jauh dari jalan ini. Makanya saya sangat sering lewat jalan ini. Sehelai rumput di jalan memanggil, dan berkata, "Kau ke mana saja selama ini ?". Dulu, setiap hari, pulang pergi selalu lewat jalan ini. Tidak ada perbedaan yang begitu terlihat. 

Sebenarnya dari jalan itu, saya harusnya belok kanan. Tapi apadaya, stang motor tidak mau membelokkan diri. Ya sudah, saya tetap lurus. Memantau kegiatan-kegiatan rakyat, seperti para pejabat yang baru mau naik. Sampailah di daerah Kumba. Di daerah ini cukup banyak teman-teman yang tinggal. Daerah Kumba memiliki paroki sendiri dan gereja sendiri. Pertama kali lewat sempat pangling oleh tampilan barunya yang keren. Walaupun di sebelah-sebelahnya masih ada pembangunan yang lain, tapi sebagian besar sudah keren sekali. 

Kalo yang ini adalah belokan favorit saya di daerah Kumba. Pohon-pohon di kiri kanan jalan tampak keren dengan pola jalan yang khas Ruteng. Walaupun katanya di daerah ini sering terjadi kecelakaan. Udara di daerah ini segar sekali. Ya walaupun sebenarnya udara di daerah lain juga tidak jauh berbeda.
Perasaan bangga muncul ketika saya melihat plang jalan untuk menunjuk arah-arah menuju kota lain. "Ini baru ini", pikir saya dalam hati. Ini ada di daerah dekat samsat kota Ruteng; belok kanan ke bandara Frans Sales Lega; lurus ke arah kota Ruteng dan Labuan Bajo.
Ini masih belum jauh dari daerah-daerah yang tadi saya ceritakan. Kalau tidak salah, di sebelah kiri itu ada susteran. Lurus terus nanti balik lagi ke daerah Hotel Rima. 







Kalau jalan ini adalah jalan mendaki setelah belok kiri dari Hotel Rima tadi. Lihat itu, ada seorang anak sedang berlari pulang ke rumahnya dengan gembira. Memang, hari itu adalah hari terakhir dalam semester ini. Jadi, hari besoknya adalah hari libur. Dulu juga kalau pulang sekolah saya selalu lewat sini. Ini jalannya sangat mendaki. Biasanya kalau jalan kaki lewat sini, sampai atas sudah kecapaian. Ada juga pengendara motor yang tidak bisa naik (biasanya motornya motor lama; belum lancar juga). Jalan ini dari dulu lebarnya ya segini, langsing.

Nah, jalan yang satu ini adalah jalan menuju rumah saya. Daerah ini namanya Ngencung, Watu. Sangat dekat dengan pegunungan di sebelah utara. Dulu, jalan ini tidak sebagus ini; masih berbatu; licin juga. Sekarang tampak sudah lebih keren (iyalah, jalan buat artis). 

1 komentar: